KRI dr. Soeharso bermarkas dibawah Komando Armada RI kawasan Timur di Surabaya. Daerah pengoprasian kapal ini lebih ke wilayah timur Indonesia namun tidak menutup kemungkinan untuk beroperasi ke wilayah barat sesuai perintah menteri. Sebelumnya ada kapal juga untuk mengobati pasien namun tidak khusus untuk rumah sakit. Sebenarnya ini awalnya kapal perang tapi sejak jadi kapal Rumah Sakit hanya dibekali senjata ringan saja, awalnya ada meriam besar dibagian depan kapal tapi sekarang sudah dilepas.
Menurut Bintara Utama Serda Bah Ponijan,KRI dr. Soeharso merupakan kapal buatan Korea Selatan dan di resmikan sebagai KRI pada tanggal 1 September 2003 di Busan, Korea Selatan. Sebelum menjadi KRI dr. Soeharso bernama KRI Tanjung Dal Pele, Dal Pele sendiri adalah nama tanjung di daerah Papua. Untuk panjang kapal 122 meter , lebarnya 22 meter , sedangkan tingginya 25,5 meter .
Baca Juga :
Senjata ringan di bagian anjungan. |
Menurut Bintara Utama Serda Bah Ponijan,
Wawancara Kolonel Laut (K) dr. Agus Guntoro Sp. BS dan Kolonel Laut (P) Soetarmono,M,Si (HA) |
“Personel kapal KRI dr. Soeharso sendiri hanya 115 orang dan satuan tugas hanya membantu dalam misi Surya Bhaskara Jaya ini. Ada empat bagian tugas dalam KRI dr. Soeharso yaitu anjungan & navigasi, mesin, logistik dan perawatan kapal ”. Lanjut Serda Bah Ponijan
Menurut penjelasan dari Wadan Satgas SBJ Kolonel Laut (K) dr. Agus Guntoro Sp. BS, fasilitas kesehatan yang berada di kapal perang rumah sakit KRI dr. Soeharso seperti fasilitas ICU, tujuh kamar operasi, ruang obat (Apotek), IGD, poli umum, poli mata, poli gigi serta unit kesehatan lainnya yang berada di deck C.
Untuk melayani pengobatan umum dan segala macam operasi minor maupun mayor. Untuk operasi minor sendiri dapat dilakukan di darat yang tidak membutuhkan bius total dan perawatan lebih, namun untuk operasi mayor harus dilakukan dalam kapal karena fasilitan dikapal lebih lengkap dan bisa langsung dirawat jika kondisi tidak memungkinkan.
Menurut Komandan kapal KRI dr. Soeharso Letkol Laut (P) Ashari Alamsyah, untuk kebutuhan air minum dalam KRI dr. Soeharso didapat dari isi ulang ketika di darat dan menggunakan air laut, sistem penggunaan pun dibagi dua dalam proses , penyulingan dan penyaringan.
Per hari membutuhkan 20 ton air tawar. Sedangkan untuk bahan bakar yang di butuhkan kapal ini, untuk menghidupkan segalan mesin seperti motor penggerak mesin, motor pembatu seperti genset, pompa air dan listrik. Membutuhkan 34 ton solar per hari. Coba bayangkan saja berapa jumlah biaya yang di keluarkan untuk menjalankan satu buah kapal sebesar ini.
Baca Juga :